Rabu, 28 Mei 2014
kawin murai
Cara Mengawinkan Burung Murai Batu
Budidaya Burung - Sebelum menjodohkan dan mengawinkan burung murai batu, hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah memilih indukan Jantan dan Betina yang berkualitas. Ukuran tentang kualitas dapat bermacam-macam alasan dan motivasi serta tujuan mengembang-biakan burung tersebut. Tapi sebagai dasar utama pemilihan indukan yang berkualitas adalah melihat dari gen indukan.
Memilih indukan jantan, pilih yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor dengan perkiraan usia di atas 2 tahun.
Memilih indukan betina, pilih yang usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan murai batu jantan.
Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti tidak takut lagi dengan manusia. Soal asal murai batu, pilih sesuai keinginan Anda.
Proses penjodohan.
Agar proses penjodohan lebih mudah, siapkan betina lebih dari 1 ekor, dekatkan dengan pejantan yang telah diseleksi, baik dari kualitas suara, katuranggan maupun prestasinya. Bila sudah ada yang tampak rajin bunyi, ngeleper-ngeleper sayapnya sambil ngeriwik, itu pertanda si betina sudah birahi, pilih betina tersebut, dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih 3 hari.
Masukkan ke dalam sangkar bersekat, atau biasanya disebut kandang jodoh, atau bila tidak ada sangkar bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yang diletakan berhimpitan.
Lakukan pengamatan secara rutin, untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan tersebut. Bila sudah terlihat akrab, yakni sering terlihat berhimpitan meski masih dibatasi sekat, baru masukan ke kandang penangkaran.Tanda-tanda penjodohan yang sukses, apabila sepasang indukan sering berduaan, sering kejar-kejaran, tapi bukan saling serang. Sebaliknya bila sang jantan mengejar dan menghajar betina, maka segera pisahkan kembali pasangan tersebut, karna bila dibiarkan bisa berakibat fatal yakni kematian pada sang betina.
Lakukan penjodohan alternatif, ulangi kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu, kemudian masukan betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar, sementara itu biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran dan merasa lebih berkuasa, langkah ini juga bertujuan mengurangi birahi pejantan.
Ganti pasangan bila tidak mau jodoh, ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan, yakni bila pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh, ganti betina dengan betina baru. Lakukan langkah-langkah penjodohan mulai dari awal sambil diamati perkembangannya.
Setelah proses ini berjalan dengan baik dan terjadi kemajuan satu sama lain, tempatkan sangkar lebih dekat lagi. Misalnya persempit jarak sangkar. Biasanya kalo kedua burung sudah saling cocok, Individu Jantan akan memperlihatkan bahasa tubuh, seperti mengibas-kibaskan ekornya dan menampilkan suara yang merdu untuk menarik perhatian individu betina. Jika reaksi indukan betina hanya berdiam diri di atas tangkringan saja, itu menandakan ia belum siap untuk kawin. Proses ini membutuhkan kesabaran. Jika reaksi indukan betina mengambil posisi membungkuk dan melebarkan kedua sayapnya, itu menandakan ia sudah benar-benar siap untuk kawin.
Jika sudah terlihat saling tertarik segera masukkan kedua indukan dalam kandang penangkaran yang besar. Keluarkan betina dari dalam sangkar, sedangkan indukan Jantan usahakan masih didalam sangkar yang digantung di dalam kandang besar. Biarkan proses penjodohan ini berlanjut sampai indukan Betina benar-benar siap untuk dikawinkan. Biasanya indukan betina akan sering hinggap disekitar sangkar indukan Jantan.
Setelah fase penjodohan memperlihatkan kemajuan yang baik, Anda tidak perlu khawatir untuk mengeluarkan indukan Jantan dari sangkar gantung.
Jika burung telah ditempatkan bersama-sama, mereka akan cepat melakukan aktifitas perkawinan. Setelah ini berlangsung, indukan betina akan membangun sarangnya dalam waktu sehari dan akan mulai bertelur pertama kali setelah hari-hari berikutnya. Telur pertama, kedua dan ketiga biasanya merupakan telur yang tidak berproduksi/tidak menetas (infertilitas).(sumber indobird)
ternak murai batu
Cara Ternak Burung Murai Batu
Cara Ternak Burung Murai Batu, Peluang Usaha Ternak Burung Murai Batu, Budidaya dan Ternak Penangkaran Burung Murai, MENJODOHKAN MURAI BATU. Sebelum kita mulai Cara beternak murai batu,hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah memilih indukan Jantan dan Betina yang berkualitas. Ukuran tentang kualitas dapat bermacam-macam alasan dan motivasi serta tujuan mengembang-biakan burung tersebut. Tapi sebagai dasar utama pemilihan indukan yang berkualitas adalah melihat dari gen indukan tersebut. Oleh karena itu dapat dipertimbangkan tujuan dan motivasi penangkaran sbb:
1. Tujuan Untuk Kompetisi Burung Berkicau.
Cari gen indukan jantan yang punya prospek juara. Biasanya burung yang telah mendapat predikat juara disuatu perlombaan besar merupakan acuan calon indukan yang berkualitas. Walaupun acuan ini tidak mutlak dilakukan, tetapi paling tidak sudah mempunyai modal sebagai indukan yang baik, kendalanya barangkali adalah masalah harganya yang cukup tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, cari alternatif lain yang relatif lebih mudah. Caranya dengan mencari calon indukan yang mempunyai prospek yang baik, walaupun belum pernah juara atau diperlombakan. Umumnya indukan yang baik adalah yang bertipe suara keras, pintar menirukan suara burung lain, mempunyai tonjolan-tonjolan suara yang khas, misalnya tembakan-tembakan, ngerol dan variasi suara. Serta performa dan penampilan yang baik saat membawakan irama lagu.
Setelah menentukan indukan Jantan, langkah selanjutnya adalah mencari indukan Betina yang berkualitas. Ciri-ciri fisiknya kurang lebih sama dengan indukan Jantan. Indukan Betina juga harus dicari yang suaranya merdu dan berpostur baik, mempunyai ekor yang cukup panjang untuk ukuran murai batu betina. Burung yang akan dijodohkan sebaiknya hewan yang dari spesies yang sama. Ini jauh lebih sulit lagi, karena jarang sekali diperdagangkan indukan murai batu betina yang baik. Mayoritas pedagang menjual murai batu berjenis kelamin Jantan. Alternatif yang termudah dengan mendatangi rumah-rumah penangkaran murai batu dan memesannya terlebih dahulu.
baca juga artikel : Cara beternak burung kacer dan Cara Proses Ternak Burung Kenari
Cara Ternak Burung Murai Batu
2. Tujuan Untuk Sekedar Menangkarkan Saja.
Cara ini biasanya dilakukan oleh para hobbies, karena pertimbangan melestarikan kelangsungan hidup murai batu saja. Jenis yang ditangkarkan murai batu dari spesies apa saja.
Mempersiapkan Penjodohan
Setelah dipilih calon-calon indukan yang baik, langkah pertama adalah dengan memperkenalkan suara/kicauan indukan Jantan dan indukan Betina terlebih dahulu. Caranya dengan menempatkan kedua burung tersebut dalam sangkar gantung yang terpisah. Usahakan berada dalam satu area agar suara/kicauan mereka dapat saling terdengar. Usahakan satu sama lain tidak diperlihatkan terlebih dahulu. Disini fungsi kain penutup sangkar (kerodong) berperan. Setelah terjadi saling sahutan, biarkan sampai irama kicauan mereka seirama. (biasanya diperlukan waktu sekitar 2 sampai 3 hari, tetapi ini juga tidak mutlak, tergantung kondisi dilapangan). Dalam kondisi ini dianjurkan untuk memberian pakan hidup dan nutrisi yang cukup agar burung siap dikawinkan, sehingga mempermudah proses penjodohan.
Setelah ada keseimbangan irama kicauan diantara mereka, pertemukan mereka dengan tahapan gradual sbb:
a. Buka masing-masing kerodong dengan jarak antara kedua sangkar berjauhan 4 meter. Jangan terburu-buru untuk langsung mempertemukan mereka. Karena indukan Jantan dapat menyerang bahkan dapat membunuh indukan Betina. Kegiatan menjodohkan ini akan berlangsung berhari-hari, bahkan dalam hitungan minggu.
b. Setelah proses ini berjalan dengan baik dan terjadi kemajuan satu sama lain, tempatkan sangkar lebih dekat lagi. Misalnya persempit jarak sangkar mereka menjadi 1 meter – 2 meter. Biasanya kalo kedua burung sudah saling cocok, Individu Jantan akan memperlihatkan bahasa tubuh, seperti mengibas-kibaskan ekornya dan menampilkan suara yang merdu untuk menarik perhatian individu betina.
c. Jika reaksi indukan betina hanya berdiam diri di atas tangkringan saja, itu menandakan ia belum siap untuk kawin. Proses ini membutuhkan kesabaran.
d. Jika reaksi indukan betina mengambil posisi membungkuk dan melebarkan kedua sayapnya, itu menandakan sudah benar-benar siap untuk kawin.
e. Jika keadaan seperti point di atas, segera masukkan kedua indukan dalam kandang penangkaran yang besar. Keluarkan betina dari dalam sangkar, sedangkan indukan Jantan usahakan masih didalam sangkar yang digantung di dalam kandang besar. Biarkan proses penjodohan ini berlanjut sampai indukan Betina benar-benar siap untuk dikawinkan. Biasanya indukan betina akan sering hinggap disekitar sangkar indukan Jantan.
f. Setelah fase penjodohan memperlihatkan kemajuan yang baik, anda tidak perlu khawatir untuk mengeluarkan indukan Jantan dari sangkar gantung.
Dalam beberapa kejadian, jika burung telah ditempatkan bersama-sama, mereka akan cepat melakukan aktifitas perkawinan. Setelah ini berlangsung, indukan betina akan membangun sarangnya dalam waktu sehari dan akan mulai bertelur pertama kali setelah hari-hari berikutnya. Telur pertama, kedua dan ketiga biasanya merupakan telur yang tidak berproduksi atau tidak menetas.
Seringkali, jika kedua pasangan memasuki masa reproduksi, perkawinan tidak dilangsungkan secara cepat (tidak terburu-buru), sampai indukan Jantan benar-benar menerima indukan betina setelah terlebih dahulu terjadi proses penjodohan. Indukan Jantan akan tampil atraktif dan bernyanyi merdu di depan indukan Jantan, seolah olah ingin mengatakan bahwa saya seorang laki – laki. Ia juga akan memeriksa kotak sarang. Ia perlu melihat apakah kotak sarangnya akan dapat menjadi tempat yang nyaman. Selanjutnya ia akan masuk ke dalam kotak sarang dan memperhatikan dengan seksama untuk waktu yang lama, kemudian akan berkicau dengan pelan seolah memanggil induk betina dan menyuruhnya masuk ke dalam kotak sarang.
Apabila induk Jantan meninggalkan kotak sarang, induk betina akan memeriksa kenyamananya, tetapi ia jarang keluar dari kotak sarang sebelum sang Jantan benar-benar membangun sarangnya.
Idealnya, burung harus membangun sarangnya beberapa hari setelah saling mengenal. Biasanya induk Jantan yang mulai menyusun sarang. Setelah separuh dari sarang terkumpul, induk betina akan segera keluar sarang dan mulai menyelesaikan sarangnya.
Biasanya, setelah 2 hari berlangsung sarang akan selesai dan induk betina akan beristirahat. Setelah kurang lebih 4 hari, induk betina akan mulai bertelur. Dalam sehari ia akan bertelur sekali. Jumlah telur yang akan dierami 3 dampai 4 telur. Bahkan ada yang sampai berjumlah 5 telur. Saat jumlah telur sudah mencapai 3 butir, induk betina biasanya sudah mulai melakukan pengeraman.
jalak bali
Cara Jalak Bali Berkembang Biak
Jalak Bali biasanya berkembang biak bersamaan dengan musim hujan. Karena pada musim tersebut tersedia banyak pakan alam di habitatnya dan juga suhu serta kelembabannya dimungkinkan cukup ideal dalam keberhasilan penetasan telur. Ada 3 asumsi masa kembang biak menurut para ahli:
1. Jalak Bali melakukan perkawinan dalam bulan Oktober-Januari (Alikodra,1979).
2. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)berkembang biak pada bulan Januari-Juli, cenderung lebih dipengaruhi oleh musim hujan (Suryawan, 1995)
3. Periode kembang biak Jalak Bali dimulai sejak musim penghujan, yaitu berkisar bulan Januari-Maret (Natawira, 1978).
Membuat sangkar. Pembuatan sarang akan dilakukan oleh si jantan dan betina yang disusun pada dasar lubang. Lubang sarang biasanya akan menempati bekas sarang yang dibuat oleh jenis burung Pelatuk atau Bultok dan atau lubang alami pada batang pohon. Bahan yang digunakan untuk membuat sarang antara lain daun-daunan, rumput kering, ranting, dan bulu burung. Jenis pohon yang umum ditempati oleh Jalak Bali untuk berkembang biak adalah pohon Talok, Walikukun, Laban dan Klumprit.
Makanan. Di alam bebas, pakan alam yang dikonsumsi oleh Jalak Bali dalam meniti hidup liarnya, antara lain, untuk jenis pakan berkategori hewani: Semut, telor semut, belalang, jangkrik, ulat, kupu-kupu, rayap, dan serangga tanah. Untuk pakan berkategori nabati: kerasi, bekul, intaran, daging buah kepuh, talok, trenggulun, buni, kalak, ciplukan dan kelayu.
ternak jalak putih
Burung Jalak Putih, Kendala Paling Utama Dalam Penangkarannya
Menangkarkan burung jalak putih ? Sebelum terjun, sebaiknya cari info sebanyak-banyaknya dahulu. Soalnya, khusus untuk burung jalak putih sifatnya berbeda dengan burung jenis yang lain apabila untuk di tangkar.
Jika mau menangkar burung kita pasti mempunyai gambaran, enaknya cari yang umur berapa buat bakal calon indukannya ? Pasti kita langsung mengeksekusi memilih umur yang masih muda, dengan asumsi masa produksinya masih panjang. Benarkan Mas Broo ?
Itu kesalahan yang fatal jika buat penangkaran burung jalak putih. Alasannya ? Sebelum di lanjut penjelasannya, saya mau menegaskan kalau saya ternak cuma burung jalak suren. Jadi untuk ilmu burung yang lain saya dapat dari sharing-sharing sesama temen penangkar saja. Jika ada kekurangannya harap maklum, harap di koreksi jika salah. Mau di pakai monggo, tidak juga terserah !!
Lanjut ! Saya hanya berbagi fakta saja, mengenai alasannya saya kurang tahu. Lha wong yang menangkarkan burung jalak putih sendiri saja juga tidak tahu jika di tanya, apalagi saya he he .... Jelasnya kalau memilih calon bakalan untuk indukan burung jalak putih usia muda, jika sudah berhasil produk di jamin pasti banyak macetnya setelah beberapa kali produk. Kenapa bisa macet ? Saya tidak tahu he he .... Di atas sudah saya jawab sebelumnya. Tetapi mengenai mengapa bisa macet, menurut saya mungkin sudah menjadi sifat dari burung jalak putih itu sendiri.
Lalu kalau macet solusinya bagimana ? Apakah harus memilih calon bakalan yang sudah berumur tua ? Terus terang soal penangkaran burung jalak putih banyak pertanyaannya. Banyak kendalanya, jadi sharenya satu-satu dulu he he .... Saya sendiri juga mikir-mikir kalau mau terjun. Soalnya modal buat sepasang jalak putih bisa dapat dua pasang untuk burung jalak suren, belum lagi ribetnya. Ini di lihat dari segi ekonomi lain dengan hobi. Lanjut lagi ...
Ini ilmu dari penangkarnya langsung, mahal harganya wkwkwk.... Biasanya kalau mau menangkarkan burung jalak putih jika sudah tahu seluk-beluknya pasti menyiapkan bakal calon indukan minim dua pasang atau lebih, kandang minim tiga ruang. Nanti jika sampai burung sudah produk dan macet sudah di antisipasi sebelumnya.
Jika sampai macet biasanya nanti pasangan indukan yang sudah jadi pertama-tama di pindah kandang. Di tunggu beberapa saat, jika belum mau mulai produk alternatif lain yaitu menyilang pasangan yang sudah jadi.
Makanya untuk antisipasi, minim ada dua pasang. Jika pasangan yang satu masih aktif produk, ya terpaksa beli lagi siapan untuk di silang jika hanya punya dua pasang saja. Catatan, di silang belum tentu mau langsung produk lagi. Jadi setelah di silang dan menunggu beberapa saat tidak bereaksi ya di silang lagi. Terus menerus sampai ketemu pasangan yang tepat dan mau produk lagi.
Jelaskan Mas Bro ? Jika macet, pertama di pindah kandang, alternatif lain di silang. Atau di silang dulu jika tidak bereaksi lalu coba di pindah kandang.
Ribetkan ? Di jamin pasti ribet. Itulah alasan kenapa burung jalak putih peminatnya kurang untuk para penangkar. Tetapi untuk penghobi permintaan tinggi. Jadi hukum pasar berlaku, permintaan tinggi ketersediaan tidak memenuhi. Jadilah harga meroket .....
Tetapi ada juga beberapa penangkar yang sengaja menggeluti jalak putih karena harganya tadi yang bersahabat, bersahabat dengan penangkar alias keutungan dua kali lipat jika di bandingkan dengan beternak burung jalak suren. Tetapi dengan catatan lagi, jika jalak putihnya mau produksi he he ....
Sudah begitu saja Mas Broo sharingnya, untuk bakal calon indukan burung jalak putih muda jika macet produksi dan solusinya. Untuk ulasan burung jalak putih yang lainnya tunggu di artikel berikutnya.
Intinya, kendala paling utama dalam menangkarkan burung jalak putih adalah macetan atau berhenti produksi mendadak tanpa tahu sebabnya.
endala Paling Utama Dalam Penangkarannya
Menangkarkan burung jalak putih ? Sebelum terjun, sebaiknya cari info sebanyak-banyaknya dahulu. Soalnya, khusus untuk burung jalak putih sifatnya berbeda dengan burung jenis yang lain apabila untuk di tangkar.
Jika mau menangkar burung kita pasti mempunyai gambaran, enaknya cari yang umur berapa buat bakal calon indukannya ? Pasti kita langsung mengeksekusi memilih umur yang masih muda, dengan asumsi masa produksinya masih panjang. Benarkan Mas Broo ?
Itu kesalahan yang fatal jika buat penangkaran burung jalak putih. Alasannya ? Sebelum di lanjut penjelasannya, saya mau menegaskan kalau saya ternak cuma burung jalak suren. Jadi untuk ilmu burung yang lain saya dapat dari sharing-sharing sesama temen penangkar saja. Jika ada kekurangannya harap maklum, harap di koreksi jika salah. Mau di pakai monggo, tidak juga terserah !!
Lanjut ! Saya hanya berbagi fakta saja, mengenai alasannya saya kurang tahu. Lha wong yang menangkarkan burung jalak putih sendiri saja juga tidak tahu jika di tanya, apalagi saya he he .... Jelasnya kalau memilih calon bakalan untuk indukan burung jalak putih usia muda, jika sudah berhasil produk di jamin pasti banyak macetnya setelah beberapa kali produk. Kenapa bisa macet ? Saya tidak tahu he he .... Di atas sudah saya jawab sebelumnya. Tetapi mengenai mengapa bisa macet, menurut saya mungkin sudah menjadi sifat dari burung jalak putih itu sendiri.
Lalu kalau macet solusinya bagimana ? Apakah harus memilih calon bakalan yang sudah berumur tua ? Terus terang soal penangkaran burung jalak putih banyak pertanyaannya. Banyak kendalanya, jadi sharenya satu-satu dulu he he .... Saya sendiri juga mikir-mikir kalau mau terjun. Soalnya modal buat sepasang jalak putih bisa dapat dua pasang untuk burung jalak suren, belum lagi ribetnya. Ini di lihat dari segi ekonomi lain dengan hobi. Lanjut lagi ...
Ini ilmu dari penangkarnya langsung, mahal harganya wkwkwk.... Biasanya kalau mau menangkarkan burung jalak putih jika sudah tahu seluk-beluknya pasti menyiapkan bakal calon indukan minim dua pasang atau lebih, kandang minim tiga ruang. Nanti jika sampai burung sudah produk dan macet sudah di antisipasi sebelumnya.
Jika sampai macet biasanya nanti pasangan indukan yang sudah jadi pertama-tama di pindah kandang. Di tunggu beberapa saat, jika belum mau mulai produk alternatif lain yaitu menyilang pasangan yang sudah jadi.
Makanya untuk antisipasi, minim ada dua pasang. Jika pasangan yang satu masih aktif produk, ya terpaksa beli lagi siapan untuk di silang jika hanya punya dua pasang saja. Catatan, di silang belum tentu mau langsung produk lagi. Jadi setelah di silang dan menunggu beberapa saat tidak bereaksi ya di silang lagi. Terus menerus sampai ketemu pasangan yang tepat dan mau produk lagi.
Jelaskan Mas Bro ? Jika macet, pertama di pindah kandang, alternatif lain di silang. Atau di silang dulu jika tidak bereaksi lalu coba di pindah kandang.
Ribetkan ? Di jamin pasti ribet. Itulah alasan kenapa burung jalak putih peminatnya kurang untuk para penangkar. Tetapi untuk penghobi permintaan tinggi. Jadi hukum pasar berlaku, permintaan tinggi ketersediaan tidak memenuhi. Jadilah harga meroket .....
Tetapi ada juga beberapa penangkar yang sengaja menggeluti jalak putih karena harganya tadi yang bersahabat, bersahabat dengan penangkar alias keutungan dua kali lipat jika di bandingkan dengan beternak burung jalak suren. Tetapi dengan catatan lagi, jika jalak putihnya mau produksi he he ....
Sudah begitu saja Mas Broo sharingnya, untuk bakal calon indukan burung jalak putih muda jika macet produksi dan solusinya. Untuk ulasan burung jalak putih yang lainnya tunggu di artikel berikutnya.
Intinya, kendala paling utama dalam menangkarkan burung jalak putih adalah macetan atau berhenti produksi mendadak tanpa tahu sebabnya.
Senin, 19 Mei 2014
akses contact mega kicau bf
https://www.facebook.com/megakicaubf
https://www.facebook.com/megakicaubf
https://www.facebook.com/megakicaubf
https://www.facebook.com/megakicaubf
https://www.facebook.com/megakicaubf
https://www.facebook.com/megakicaubf
Langganan:
Postingan (Atom)